Kamis, 18 Desember 2008

ANGGRAENI APRIYANTI K2C004138

ANALISIS USAHA NELAYAN DENGAN MULTIGEAR JARING CUMI DAN PANCING DI PPI BAJOMULYO JUWANA, PATI

Anggraeni Apriyanti1, Ismail2 dan Sardiyatmo2
anggraeniapriyanti24@gmail.com

ABSTRAK

Produksi perikanan pada sektor penangkapan ikan di Indonesia sebagian besar berasal dari usaha penangkapan berskala kecil atau tradisional dengan menggunakan perahu kecil sehingga jangkauan daerah penangkapannya terbatas dan hasil tangkapannya relatif sedikit. Kabupaten Pati merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, dimana wilayahnya berbatasan dengan laut dan mengandalkan hasil perikanan. Jaring cumi termasuk salah satu alat tangkap yang terdapat di Kecamatan Juwana, dengan potensi penangkapan ekonomis penting. Alat tangkap ini diklasifikasikan kedalam alat tangkap cast net (jala) yang dioperasikan dengan cara dinaikkan atau di tarik ke atas untuk menangkap ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung tingkat kelayakan usaha penangkapan jaring cumi di PPI Bajomulyo, mengetahui tingkat pendapatan nelayan jaring cumi di PPI Bajomulyo dan mengetahui sistem bagi hasil yang diterapkan pada unit usaha penangkapan dengan alat tangkap jaring cumi di PPI Bajomulyo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sifat studi kasus, yaitu studi dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Studi ini untuk menganalisis tingkat kelayakan usaha dan pendapatan nelayan jaring cumi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi ke lapangan. Materi yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah unit usaha penangkapan multigear dengan jaring cumi dan pancing yang meliputi unit usaha yang berada di wilayah PPI Bajomulyo Juwana, Pati dan unit usaha tersebut masih aktif melakukan usaha penangkapannya. Penelitian ini mengamati analisa kelayakan usaha penangkapan jaring cumi di PPI Bajomulyo, pendapatan yang diperoleh nelayan pada usaha penangkapan jaring cumi per tahun dan sistem bagi hasil yang diterapkan pada usaha penangkapan jaring cumi di PPI Bajomulyo. Analisa kelayakan usaha menunjukkan bahwa usaha penangkapan jaring cumi di PPI Bajomulyo masih layak diusahakan dengan nilai NPV rata-rata sebesar Rp. 336.085.593,2, nilai B/C R rata-rata sebesar 1,236, sedangkan IRR rata-rata sebesar 47,98 % dan nilai PP rata-rata adalah selama 2 tahun 6 bulan, pendapatan yang diperoleh nelayan pada usaha penangkapan jaring cumi per tahun berkisar antara Rp. 312.000.000 – Rp. 448.000.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 351.200.000 dan sistem bagi hasil yang diterapkan pada usaha penangkapan jaring cumi di PPI Bajomulyo adalah 50% untuk pemilik kapal dan 50% untuk seluruh anak buah kapal (ABK) termasuk nahkoda.


Kata-kata Kunci: Jaring Cumi, Analisis kelayakan usaha, PPI Bajomulyo Juwana Pati


1Mahasiswa PSP FPIK Undip
2Staf Pengajar PSP FPIK Undip


EFFORT ANALYSIS OF FISHERMAN WITH MULTIGEAR JARING CUMI AND FISHING ROD IN PPI BAJOMULYO JUWANA, PATI

Anggraeni Apriyanti1, Ismail 2 and Sardiyatmo 2
Anggraeniapriyanti24@gmail.com

ABSTRACT
Fishery product at fish catching sector in Indonesia mostly coming from small catching scale or traditional effort by using small boat so the reach catch area is limited and have a few hauling product. Pati is a Sub-Province which located in Central Java, the region limited on sea and rely on fishery product. Jaring cumi is include of the appliance catch in Juwana District, with the important potency economic catch. This appliance catch classified into cast net appliance operated by pulling up to catch the fish. This research aim to calculate elegibility storey level of Jaring cumi catch effort in PPI Bajomulyo, to know the earnings storey level of Jaring cumi fisherman in PPI Bajomulyo and to know the applied sharing holder system that use in catching business unit with Jaring cumi appliance catch in PPI Bajomulyo. The research method that used is descriptive method with case study, that is study by giving all mind to one particular case intensively and detail. This study to analyse elegibility storey level effort and the earnings of Jaring cumi fisherman. The collecting data conducted by observation to field. The items becoming object in this research is catch business unit of multigear with Jaring cumi and fishing rod that covering the business unit reside in region of PPI Bajomulyo Juwana, Pati and the business unit which do the catch effort still active. This research perceive analysis elegibility of Jaring cumi catch effort in PPI Bajomulyo, the earnings of Jaring cumi fisherman catch effort per years and the sharing holder system applied in PPI Bajomulyo. The effort analysis of elegibility indicate that the catch effort of Jaring cumi in PPI Bajomulyo still competent laboured with NPV mean value equal to Rp. 336.085.593,2, of B / CR mean value equal to 1,236, while IRR mean value equal to 47,98 % and PP mean value is during 2 year and 6 months, the earnings of Jaring cumi fisherman catch effort per year range from Rp. 312.000.000 - Rp. 448.000.000 with mean equal to Rp. 351.200.000 and the sharing holder system applied at Jaring cumi catch effort in PPI Bajomulyo is 50% for the ship owner and 50% to all crew including the skipper.


Key Words: Jaring cumi, Effort analysis of elegibility, PPI Bajomulyo Juwana Pati

1 Student of PSP FPIK Undip
2 Staff Instructor Of PSP FPIK Undip

Jumat, 12 Desember 2008

Farah Elalfa Fauziah K2C004160

ANALISA USAHA PERIKANAN BUBU BAMBU DAN BUBU KAWAT
DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA.

Farah Elalfa Fauziah1) Imam Triarso2) Pramonowibowo2)

ABSTRAK

Kepulauan Karimunjawa sebagian besar berupa gugusan pulau kecil yang dikelilingi lebih dari 63% terumbu karang sehingga mempunyai kekayaan biota laut, maka diperlukan suatu alat tangkap yang efisien, menguntungkan dari segi ekonomi, serta aman terhadap kondisi alamnya. Dari berbagai jenis alat tangkap yang dipergunakan oleh masyarakat nelayan di Kepulauan Karimunjawa, ada sebagian yang menggunakan alat tangkap bubu kawat dan bubu bambu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang tingkat kelayakan usaha dari kedua alat tangkap tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggunaan alat tangkap bubu bambu dan bubu kawat terhadap aspek teknis, aspek ekonomi dan tingkat kelayakan usaha.

Materi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah unit usaha penangkapan bubu bambu dan bubu kawat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang bersifat studi kasus dengan metode accidental random sampling, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey, observasi. Metode analisa yang digunakan pada aspek teknis yaitu analisa secara deskriptif dan aspek ekonomi dianalisa dengan melihat besarnya modal, biaya, pendapatan dan keuntungan. Serta aspek kelayakan usaha dengan menghitung Marginal Effeciency of Capital (MEC), Total Profit dan Payback Periode (PP). Penguji hipotesa dengan menggunakan independent sample T-Test.

Hasil penelitian didapatkan kesamaan pada aspek teknis dari bubu bambu dan bubu kawat yaitu cara operasi, daerah penangkapan maupun hasil tangkapannya. Hanya material pembuatannya yang membedakan antara keduanya. Berdasarkan dari aspek ekonomi dilihat dari modal, biaya dan pendapatan maka usaha bubu bambu lebih besar daripada bubu kawat. Namun demikian, dilihat dari keuntungan usaha bubu kawat lebih besar daripada bubu bambu. Berdasarkan analisa kelayakan dilihat dari nilai MEC, Total Profit dan Payback Periode maka usaha bubu bambu dan bubu kawat layak dijalankan dengan prioritas utama bubu kawat. Berdasarkan uji statistika disimpulkan terdapat perbedaan yang nyata tentang tingkat Payback Periode pada usaha bubu bambu dan bubu kawat. Sedangkan, nilai MEC dan Total Profit pada unit usaha bubu bambu dan usaha bubu kawat tidak ada perbedaan yang nyata.

Kata Kunci : Bubu Bambu, Bubu Kawat, marginal effeciency of capital (MEC), Total Profit dan Payback Periode (PP)



THE ANALYSIS OF BUBU BAMBU AND BUBU KAWAT FISHERY EXERTION
IN KARIMUNJAWA ISLANDS OF JEPARA REGENCY

Farah Elalfa Fauziah1) Imam Triarso2) Pramonowibowo2)

ABSTRACT

Most of Karimunjawa islands are groups of small islands which surrounded by more than 63% coral reef, which therefore it is rich of sea biota. By this reason, it needs an efficient catcher device which is economically profitable and saves to its natural condition. From the various types of a catcher device which is used by the fisherman society in Karimunjawa islands, there are some of the fishermen who use bubu kawat and bubu bambu catcher device. Therefore, a research about the proper exertion of the two devices is needed to conduct. The aim of this research is to know the influence of the different usage of the bubu kawat and bubu bambu catcher device to the technical aspects, economic aspects and proper exertion levels.

The material which is used in this research is the exertion unit of bubu kawat and bubu bambu catching devices. This research is conducted by using a descriptive method which its nature is as a case study using the accidental random sampling method, while the collecting data is conducting by using the survey and observation method. The analysis method which is used in the technical aspects is a descriptively analysis and in the economic aspects is analyzed by seeing the amount of capital, costs, income, and profit. And the proper exertion aspect is analyzed by calculating the Marginal Efficiency of Capital (MEC), total profit, and Payback Period (PP). The hypothesis examination is conducted by using the independent sample T-Test.

The result of this research shows that there is a similarity in the technical aspects of the bubu kawat and bubu bambu, which is about how they are operated, the catcher area, and the catcher result. There is only the material which differing. Based on the economic aspects which seen from capital, cost and income, hence effort for bigger bubu bambu than bubu kawat. However, seen from advantage of effort for bigger bubu kawat than bubu bambu. Based on elegibility analysis seen from value MEC, Total Profit and Payback Periode hence effort for bubu bambu and bubu kawat it is good to is implemented with main priority of bubu kawat. Based on statistician test is concluded [by] there is a marked difference about level of Payback Periode at effort for bubu bambu and bubu kawat. While, value MEC and Total Profit at bubu bambu business unit and effort for bubu kawat there is no a marked difference.



Key Words: Bubu Bambu, Bubu Kawat, Marginal Efficiency of Capital (MEC), Total Profit and Payback Period (PP)

LIDUATI NABABAN K2C004171

Analisys Optimalized of Fishing Business (a study case)
PT. Perikanan Nusantara Branch Benoa Bali
Liduati Nababan 1), Herry Boesono 2) dan Ismail2)
SUMMARY
PT. Perikanan Nusantara Branch Benoa Bali is the pioneer of thunus fishing business with fishing gear long line in the year 1972. PT. Perikanan Nusantara was established on 27th October 2005. This company is the union of four BUMN (Badan Usaha Milik Negara). They are PT. Usaha Mina (Persero), PT. Tirta Raya Mina (Persero), PT. Perikani (Persero)n and PT. Samodra Besar (Persero). The unity of those companies due to the companies were suffering loss.
The aim of this research is to know the combination of fishing vessel to achieve maximum profit that should have be achieved in the year 2007, and to know the usage of production factors (quantity of crew, operation day, quantity of production, dan operation cost) that still remain or already over the capacity.
Methode applied in this research is survey descriptive methode with study case. Case as an object of the research is optimalized long line fishing business at PT. Perikanan Nusantara Branch Benoa Bali to achieve maximum profit in the year 2007. Analysis methode applied in this research is linear program by using QSB+ (Quantitative System for Business Plus).
Result from optimalized long line fishing at PT. Perikanan Nusantara Branch Benoa Bali in the year 2007 show that maximum profit that should have be achieved amounting to Rp 1,407,950,000.00 by combining three units of fishing vessel 15 GT, eight units of fishing vessel 40 GT, and six units of fishing vessel 60 GT. The remain capacity of production factor for the quantity of crew is 50 people, with operating day in 104 day, and operation budget amounting to Rp356,524,100.00.
The usage of limitation factor that capacity still remain is quantity of crew 25%, for operation day 32%, and operation budget 27%. By using linear program analysis with QSB+ (Quantitative System for Business Plus), profit level of thunus long line fishing business at PT. Perikanan Nusantara Branch Benoa Bali in the year 2007 increased 69%. The profit increasing as the result of optimalized was gaining by reducing two units of fishing vessel 40GT.
Key word : Optimalized, Profit, Combination
Ringkasan
PT. Perikanan Nusantara cabang Benoa (Bali) merupakan perusahaan perintis usaha penangkapan tuna dengan alat tangkap long line pada tahun 1972. PT. Perikanan Nusantara terbentuk pada tanggal 27 Oktober 2005. Perusahaan ini merupakan hasil penggabungan dari empat BUMN yaitu PT. Usaha Mina (Persero), PT. Tirta Raya Mina (Persero), PT. Perikani (Persero) dan PT. Perikanan Samodra Besar (Persero). Penggabungan perusahaan ini disebabkan karena perusahaan terus mengalami kerugian.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kombinasi pengoperasian kapal untuk mencapai keuntungan maksimum yang seharusnya dapat diperoleh perusahaan pada tahun 2007, dan mengetahui penggunaan faktor-faktor produksi (jumlah ABK, hari operasi, jumlah produksi dan biaya operasi) yang masih terdapat sisa atau yang sudah melebihi dari kapasitas.
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian deskriptif survei yang bersifat studi kasus. Kasus yang menjadi obyek penelitian yaitu optimalisasi usaha penangkapan tuna long line PT. Perikanan Nusantara Cabang Benoa, Bali untuk mencapai keuntungan maksimum pada tahun 2007. Metode analisis yang digunakan yaitu program linier dengan menggunakan QSB+ (Quantitative System for Business Plus).
Dari hasil analisis optimalisasi usaha penangkapan tuna long line milik PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Benoa pada tahun 2007 diperoleh bahwa keuntungan maksimum yang seharusnya dapat dicapai yaitu sebesar Rp1.407.950.000 dengan mengkombinasikan pengoperasian kapal 15 GT sebanyak 3 unit, kapal 40 GT sebanyak 8 unit dan kapal 60 GT sebanyak 6 unit. Sisa kapasitas faktor produksi yang masih ada yaitu jumlah ABK sebesar 50 orang, hari operasi sebesar 104 hari dan anggaran operasi sebesar Rp 356.524.100.
Penggunaan faktor pembatas yang masih terdapat sisa kapasitas yaitu jumlah ABK, hari operasi dan jumlah produksi. Besarnya sisa kapasitas yaitu untuk jumlah ABK 25% , untuk hari operasi 32% dan untuk biaya operasi 27%. Dengan menggunakan analisis program linier dengan QSB+ (Quantitative System for Business Plus), tingkat keuntungan dari usaha penangkapan tuna long line milik PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Benoa Bali pada tahun 2007 meningkat 69 %. Peningkatan keuntungan hasil optimalisasi diperoleh dengan mengurangi pengoperasian kapal 40 GT sebanyak 2 unit kapal.
Kata kunci : Optimalisasi, Keuntungan, Kombinasi

1) Mahasiswa PS PSP Undip (Liduati_nababan@yahoo.com)
Staf pengajar FPIK Undip